• Hubungi Kami
  • Redaksi
Minggu, 7 Maret 2021
andalasonline.com
Advertisement
  • HOME
  • Medan
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Politik
  • Sumut
  • Hukum&Kriminal
  • Internasional
  • Aceh
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Ragam
  • Hiburan
No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Politik
  • Sumut
  • Hukum&Kriminal
  • Internasional
  • Aceh
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Ragam
  • Hiburan
No Result
View All Result
andalasonline.com
No Result
View All Result

Dokter Ramai-Ramai Protes Moeldoko

2020/10/05
kanal Nasional
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko.

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko.

FacebookWhatsapp

andalasonline-Jakarta | Belum selesai urusan dengan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko kembali membuat pernyataan kontroversial. Kali ini, Moeldoko meminta rumah sakit tak sembarangan memvonis semua pasien yang wafat disebabkan oleh penyakit Covid-19.

Advertorial Advertorial Advertorial
ADVERTORIAL

Pernyataan ini membuat kalangan dokter protes. Baik di dunia maya maupun dunia nyata, para dokter ramai-ramai menyentil Moeldoko.

bacajuga

Kehebohan muncul usai Moeldoko menemui Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, di Semarang, Kamis (1/10/2020).

Menurut eks Panglima TNI ini, ada beberapa orang yang sebetulnya negatif Covid-19, tapi divonis sebaliknya. Bahkan, Moeldoko mengaku mendengar ada orang meninggal kecelakaan, tapi tetap divonis positif.

“Jangan semua kematian definisinya mati karena Covid. Ini perlu diluruskan,” tegas Moeldoko.

Untuk itu, Moeldoko mengaku pemerintah akan membuat definisi ulang kematian akibat Covid-19.

Atas pernyataan Moeldoko itu, Ganjar mengamininya. Politisi PDIP ini membenarkan, kasus seperti ini pernah terjadi di wilayah yang dipimpinnya. Ada orang yang divonis positif Covid-19, padahal hasil tesnya belum keluar. Setelah meninggal, hasilnya menunjukkan negatif.

“Ini kan kasihan. Ini contoh-contoh agar kita bisa memperbaiki hal ini,” tuturnya.

Kini setiap ada pasien yang meninggal di RS, dokter harus memberikan catatan data kematian. Data itu akan diverifikasi sebelum akhirnya ditentukan Covid-19 atau bukan. Minusnya, penerapan sistem itu akan menimbulkan keterlambatan data angka kematian.

“Itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” tegas Ganjar.

Namun, kalangan dokter tidak terima dengan tudingan Moeldoko dan Ganjar. Di media sosial, para dokter ramai-ramai menyampaikan protes.

“Tudingan bahwa RS meng-covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara,” protes dokter spesialis jantung, dr Berliana Idris, lewat akun Twitter @berlianidris.

Padahal, sebelum pernyataan itu keluar saja, sudah banyak tenaga kesehatan (nakes) kena “serangan” masyarakat yang berburuk sangka. Apalagi, setelah adanya pernyataan itu.

“Saya sendiri pernah diserang secara verbal, dituduh meng-covid-covidkan pasien,” ungkapnya.

Protes juga dilayangkan dokter yang juga akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Tonang Dwi Ardyanto. Dia menilai pernyataan Moeldoko-Ganjar membuat runtuhnya kepercayaan masyarakat kepada pelayanan kesehatan. Padahal, kepercayaan adalah harga paling mahal bagi seorang dokter.

“Kerja keras membangun trust, runtuh sekejap. Sadarkah Pak?” cuit @tonangardyanto.

dr. Andi Khomeini Takdir melalui akun Twitternya, @dr_koko28 juga menyayangkan omongan Moeldoko tersebut. Menurut dia, buat apa RS memvonis corona pasien yang tidak positif.

“Meng-covid-kan pasien? Apa untungnya? Bagaimana caranya? Ckckck” cuitnya.

drh. Nur Purba P. juga ikut menyentil. “Sudah enggak becus terus kambing hitamkan sana-sini. Pakai bilang keterangan dokter soal pasien Covid-19 di RS harus diverifikasi dulu,” cuitnya.

Dokter spesialis anestesi, Nirwan Satria ikut menyampaikan kekecewaan. Dia berpendapat, dengan melempar tuduhan itu, Moeldoko-Ganjar menebar kebencian dan memprovokasi masyarakat agar membenci rumah sakit, tenaga medis, dan nakes dalam kondisi pandemi ini.

“Kalau ada agenda, jalankan saja agendanya tanpa mesti provokasi,” tegasnya.

Tak cuma di dunia maya, di dunia nyata, dokter-dokter lain ikut bicara. Dokter spesialis paru di RS Persahabatan, Erlina Burhan, salah satu yang membantah tudingan Moeldoko-Ganjar.

“Dokter tidak akan menulis diagnosis Covid-19 kalau tidak ada bukti, buat apa dokter meng-covid-kan pasien?” tuturnya.

Selama ini, kata dia, banyak masyarakat tidak memahami, gejala yang ditimbulkan Covid-19 berbeda-beda, sesuai organ tubuh yang diserang.

Virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok ini bisa menyerang organ tubuh selain saluran pernapasan. Misalnya, saluran pencernaan, organ jantung, pembuluh darah, pankreas, dan bahkan otak. Nah, kurangnya pemahaman masyarakat membuat mereka menuduh para dokter asal diagnosis.

“Kadang-kadang pasien datang dengan gejala stroke dan positif Covid-19, lalu keluarga marah-marah ke dokter karena merasa yang dialaminya gejala stroke, padahal infeksi Covid-19 juga,” jelas Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia Jakarta itu.

Dia mengimbau masyarakat tidak berburuk sangka kepada para dokter yang memberi diagnosis Covid-19.

Bukan hanya kalangan dokter, protes juga datang dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Organisasi yang menaungi semua RS di Tanah Air ini menganggap pernyataan Moeldoko-Ganjar tersebut menyakitkan.

“Mohon maaf, kami sudah lelah. Jika ada bukti dan terbukti, silakan oknum rumah sakit diberi sanksi saja. Mohon jangan sakiti tenaga kesehatan dan RS yang sudah melayani pasien dengan segala risiko,” tulis Ketua Kompartemen Public Relations dan Marketing PERSI Anjari Umarjiyanto di akun Twitternya, @anjarisme.

Anjari prihatin dengan tudingan tersebut. Soalnya, yang dilakukan RS justru merupakan bentuk kepatuhan dalam menerapkan protokol kesehatan penanganan pasien Covid-19 meninggal.

“Ini dipersepsikan keliru. Padahal tujuannya mencegah terjadinya penularan dan penyebaran Covid-19,” sesalnya. (wartaekonomi)

 

Berikan Komentar

Baca Juga

Tags: Dokter Ramai-Ramai Protes MoeldokoGanjar PranowoPernyataan Kontroversial MoeldokoPERSIRumah Sakit Memvonis Pasien Covid-19
ShareSendShareTweet
Berita Sebelumnya

Komplotan Maling di Perumahan Cemara Asri Ditembak

Berita Selanjutnya

Manchester United Babak Belur Dihajar Tottenham 1-6

  • Trending
  • Random
  • Terbaru
Foto: Er Kho menunjukan kamar tamu yang tampak berantakan usai dibobol maling di Komplek Cemara Asri, Jalan Pinus Nomor 44, Kecamatan Percut Seituan. (Istimewa)

Kawanan Pencuri Santroni Rumah di Cemara Asri

Jumat, 25 September 2020

Komisi X DPR RI Minta Pemko Medan Tidak Salah Artikan Permendikbud

Rabu, 20 Mei 2020

Ngeri..! Dalam 24 Jam Ratusan Warga di Sumut Terinfeksi Covid-19

Jumat, 10 Juli 2020
Tiga kawanan maling spesialis rumah mewah yang dibekuk Tim Jatanras Polrestabes Medan.

Komplotan Maling di Perumahan Cemara Asri Ditembak

Senin, 5 Oktober 2020
Foto: Ilustrasi (Istimewa)

Minim Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi

Rangkul Cewek Seksi, Kriss Hatta Bikin Sensasi Baru

Berapa Lama Covid-19 Bertahan Hidup pada Benda?

Tiongkok Harus Bersiap untuk Teror

Foto: Ilustrasi (Istimewa)

Minim Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi

Sabtu, 6 Maret 2021
Foto: Teks foto : Juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah MM. (Istimewa)

Hari ini, Kasus Covid-19 Sumut Turun Dibawah 100 Orang

Sabtu, 6 Maret 2021
Kematian wanita di India yang dibunuh ayahnya memicu kemarahan publik. (foto: The Sun)

Kawin Lari dengan Kekasih, Ayah Cekik Putrinya Sampai Tewas

Sabtu, 6 Maret 2021
Andi Mallarangeng ketika menjadi tahanan KPK.

Mantan Koruptor Andi Mallarangeng: Peserta KLB Sibolangit Hantu Belau!

Sabtu, 6 Maret 2021

Terbaru

Foto: Ilustrasi (Istimewa)

Minim Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi

Sabtu, 6 Maret 2021
Foto: Teks foto : Juru bicara satuan tugas penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah MM. (Istimewa)

Hari ini, Kasus Covid-19 Sumut Turun Dibawah 100 Orang

Sabtu, 6 Maret 2021
Kematian wanita di India yang dibunuh ayahnya memicu kemarahan publik. (foto: The Sun)

Kawin Lari dengan Kekasih, Ayah Cekik Putrinya Sampai Tewas

Sabtu, 6 Maret 2021
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Cyber
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Copyright © 2020 andalasonline.com - All Right Reserved.

No Result
View All Result
  • HOME
  • Medan
  • Ekonomi
  • Nasional
  • Politik
  • Sumut
  • Hukum&Kriminal
  • Internasional
  • Aceh
  • Olahraga
  • Advertorial
  • Ragam
  • Hiburan

Copyright © 2020 andalasonline.com - All Right Reserved.